Senin, 13 Juli 2020

RUU HIP AKAN MENJADI BOM WAKTU YANG SIAP MELEDAK .

·         RUU HIP AKAN MENJADI BOM WAKTU YANG SIAP MELEDAK .

 

Oleh : Prihandoyo Kuswanto

Ketua Rumah Pancasila

 

Disadari atau tidak disadari RUU HIP jika disetujui menjadi UU akan menjadi bom waktu yang akan meledak dan menjadi perlawanan rakyat ,sebab 

UU HIP Membuka masa lalu menghancurkan kesepakan berbangsa dan bernegara dan membuka luka lama ,menafikan proses lahir nya dasar negara ,mengingkari semua kesepakatan yang sudah menjadi jalan terbaik bagi lahir nya dasar negara Republik   Indonesia .

Pancasila tidak bisa dikembalikan ketitik nol 1Juni 1945 sebab Pancasila  sudah melalui sebuah proses perdebatan yang Panjang dari Pidato 1Juni lahir nya Istilah Pancasila ,kemudian Panitia 9 melahirkan kesepakatan dengan Piagam Jakarta frasa kata dalam urutan Pancasila literasi nya di sempurnakan ,kemudian masuk didalam perumusan UUD 1945 terjadi juga perdebatan dengan dihilangkan 9 kata KeTuhanan dengan menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluk nya dihapus menjadi Ke Tuhanan Yang Maha Esa ini pun Umat Islam legowo .

Inisiatif membuat RUU HIP adalah membongkar luka laman,merusak tatanan ketata negaraan .

Pancasila .Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama   dirumuskannya   Pancasila   adalah   sebagai   dasar   negara   republikIndonesia   merdeka   .   Oleh   karena   itu,   fungsi   pokok   Pancasila   sebagai dasar negara Indonesia Merdeka didasarkan pada Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966   (jo   Ketetapan   MPR   No.V/MPR/1973,   jo   Ketetapan   MPRNo.IX/MPR/1978) yang menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber darisegala   sumber   hukum   atau   sumber   tertib   hukum   Negara   RepublikIndonesia   yang   pada   hakikatnya   adalah   merupakan   suatu   pandanganhidup, kesadaran dan cita-cita hukum .serta meliputi suasana kebatinanserta watak dari bangsa Indonesia.

Kemudian mengenai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum ini   dijelaskan   kembali   dalam   Ketetapan   MPR   No.III/MPR/2000   tentang sumber   hukum   dan   tata   urutan   peraturan   perundang-undangan   padaPasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa ”sumber hukum dasar nasionaladalah   Pancasila.   Dengan   terbentuknya   UU   No.10   tahun   2004   tentangPembentukan   Peraturan   Perundang-undangan,   sebagaimana   yang termuat dalam Pasal 2 UU No.10  tahun 2004 yang  menyatakan bahwa”Pancasila   merupakan   sumber   dari   segala   sumber   hukum   negara”,dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumberhukum   sebagai   berikut:   ”Penempatan   Pancasila   sebagai   sumber   darisegala   sumber   hukum   negara   adalah   sesuai   dengan   Pembukaan   UUD1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta sekaligus   dasar   bangsa   dan   negara,  

Pancasila   sebagai  ideologi negara adalah UUD 1945 yang terdiri dari Pembukaan , batang tubuh dan penjelasan nya di UUD 1945 lah Kumpulan ide-ide atau gagasan-gagasan

tentang   negara   berdasarkan   Pancasila   diuraikan   ,   pokok-pokok   pikiran negara berdasarkan Pancasila dan aliran pemikiran ke Indonesiaan .Karena Pancasila adalah sumber segala sumber hukum sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangandengan   nilai-nilai   yang   terkandung   dalam   Pancasila”   dan   tidak   boleh bertentangan dengan ideologi negara yaitu UUD 1945 yang asli .

Disinilah terjadi kekacauan dan mulai membuka mata kita bahwa amandemen UUD 1945 telah merusak negara berdasarkan Pancasila sebab yang diamandemen itu adalah ideoligi Negara Pancasila .

Sejak hasil kongres PDIP di Bali yang menginginkan kembali nya GBHN ,ternyata bukan mengembalikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara sebab GBHN dan MPR adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan dususun nya GBHN kemudian  dipilihlah Presiden untuk  menjalankan GBHN oleh sebab itu Presiden adalah mandataris MPR ,Presiden menjalankan GBHN tidak boleh menjalankan politik nya sendiri atau politik kelompok nya apalagi presiden petugas partai jelan terjadi penyimpangan .

Karena Pancasila adalah sumber segala sumber hukum sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangandengan   nilai-nilai   yang   terkandung   dalam   Pancasila”   dan   tidak   boleh bertentangan dengan ideologi negara yaitu UUD 1945 yang asli .

1. Menurut Hans Nawiansky, Pancasila merupakan Staat Fundamental Norm yang artinya Pancasila berada dalam urutan tertinggi dalam tata urutan peraturan dan menjadi dasar bagi peraturan yang ada di bawahnya, sehingga peraturan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

2. Menurut Hans Kelsen, hubungan antara keabsahan norma dan kewenangan pembentukan norma membentuk rantai hierarki norma-norma yang berujung pada grundnorm. Suatu norma dapat dikategorikan sebagai grundnorm apabila eksistensi dan nilai kebenaran dari norma tersebut diandaikan dan tidak dapat ditelusuri lagi.

Meletakan Pancasila pada RUU HIP adalah meruntuhkan Pancasila sebagai Grundnom sehingga merusak tatanan hirarki hukum yang ada.

3. Diuraikan bahwa dari rumusan penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ( UUD 1945) menjadi jelas bahwa pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 yang tidak lain adalah Pancasila merupakan norma dasar negara atau norma fundamental negara ( staatsfundamentalnorm) dan sekaligus merupakan cita hukum ( recht idee)

4. Rumusan Pancasila yang sudah menjadi kesepakatan pendiri negara adalah rumusan Pancasila yang terurai didalam alenea ke IV Pembukaan  UUD 1945 bukan rumusan Pancasila 1 Juni yang dipidatokan oleh Bung Karno sebagai konsep Dasar Indonesia merdeka

5. Dalam pidato Bung Karno Tanggal 17 Agustus 1963 Bung Karno menegaskan bahwa Proklamasi dan pembukaan UUD 1945 adalah loro-loroning atunggal yang tidak bisa di pisahkan arti nya bahwa Rumusan Pancasila yang berada di alenea ke IV Pembukaan UUD 1945 itulah yang mendasari Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia .

Didalam pidato nya Bung Karno Mengatakan “....... Karena itu maka Proklamasi dan Undang-Undang Dasar 1945adalah satu “pengejawantahan” kita punya isi jiwa yang sedalam-dalamnya,   satu   Darstellung   kita   punya   deepest   inner   self.   17Agustus   1945   mencetuskan   keluar   satu   proklamasi   kemerdekaanbeserta satu dasar kemerdekaan.Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah sebenarnya satu proclamationof independence dan satu declaration of independence.

Bagi kita, maka naskah Proklamasi dan Pembukaan Undang-UndangDasar  1945   adalah  satu.   

Bagi   kita,  maka   naskah   Proklamasi   danPembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tak dapat dipisahkan satudari yang lain. 

Bagi kita, maka naskah Proklamasi dan PembukaanUndang-Undang Dasar 1945 adalah loro loroning atunggal.

Bagi kita,maka  proclamation  of  independence  berisikan  pula  declaration  ofindependence.Lain   bangsa,   hanya   mempunyai  proclamation   ofindependence  saja.Lain bangsa lagi, hanya mempunyai  declarationof   independence  saja.Kita   mempunyai  proclamation   ofindependence dan declaration of independence sekaligus.

Proklamasi kita memberikan tahu kepada kita sendiri dan kepada seluruh dunia, bahwa rakyat Indonesia telah menjadi satu bangsa yang merdeka.Declaration   of   independence   kita,   yaitu   terlukis   dalam   Undang-Undang   Dasar   1945   serta   Pembukaannya,   mengikat   bangsaIndonesia   kepada   beberapa   prinsip   sendiri,   dan   memberi   tahukepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu.

Proklamasi   kita   adalah   sumber   kekuatan   dan   sumber   tekad perjuangan kita, oleh karena seperti tadi saya katakan, Proklamasikita itu adalah ledakan pada saat memuncaknya kracht total semuatenaga-tenaga   nasional,   badaniah   dan   batiniah , moril,materiil dan spirituil.

Declaration of independence kita, yaitu Pembukaan Undang-UndangDasar   1945,   memberikan   pedoman-pedoman   tertentu   untuk mengisi   kemerdekaan   nasional   kita,   untuk   melaksanakankenegaraan   kita,   untuk   mengetahui   tujuan   dalam memperkembangkan   kebangsaan   kita,   untuk   setia   kepada   suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.

Maka   dari   itulah   saya   tadi   tandaskan,   bahwa   Proklamasi   kita   takdapat dipisahkan dari declaration of independence kita yang berupa Undang-Undang Dasar 1945 dengan Pembukaannya itu.“Proklamasi” tanpa “declaration” berarti bahwa kemer-dekaan kita tidak   mempunyai   falsafah.   Tidak   mem-punyai   dasar   penghidupan nasional, tidak mempunyai pedoman, tidak mempunyai arah, tidakmempunyai “raison d’etre”, tidak mempunyai tujuan selain daripada mengusir kekuasaan asing dari bumi Ibu Pertiwi.

Sebaliknya, “declaration” tanpa “proklamasi”, tidak mempunyai arti.Sebab, tanpa kemerdekaan, maka segala falsafah, segala dasar dantujuan,   segala   prinsip,   segala   “isme”,akan   merupakan   khayalan belaka,– angan-angan kosong-melompong yang terapung-apung diangkasa raya.

Tidak, Saudara-saudara! Proklamasi Kemerdekaan kita bukan hanyamempunyai   segi   negatif   atau   destruktif   saja,   dalam   arti membinasakan   segala   kekuatan   dan   kekuasaan   asing   yang bertentangan   dengan   kedaulatan   bangsa   kita,   menjebol   sampaikeakar-akarnya   segala   penjajahan   di   bumi   kita,   menyapu-bersih segala   kolonialisme   dan   imperialisme   dari   tanah   air   Indonesia,tidak,   proklamasi   kita   itu,   selain   melahirkan   kemerdekaan,   juga melahirkan   dan   menghidupkan   kembali   kepribadian   bangsa Indonesia dalam arti seluas-luasnya:

kepribadian politik, kepribadian ekonomi, kepribadian sosial, kepribadian kebudayaan, Pendek   kata   kepribadian   nasional.   Kemerdekaan   dan   kepribadiannasional   adalah   laksana   dua   anak   kembar   yang   melengket   satu sama   lain,   yang   tak   dapat   dipisahkan   tanpa   membawa   bencana kepada masing-masing.......................Sekali lagi, semua kita, terutama sekali semua pemimpin-pemimpin,harus menyadari sangkut-paut antara Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

 

kemerdekaan untuk bersatu kemerdekaan untuk berdaulat.

kemerdekaan untuk adil dan makmur,

kemerdekaan untuk memajukan kesejahteraan umum,

kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

kemerdekaan untuk ketertiban dunia, kemerdekaan perdamaian abadi

kemerdekaan untuk keadilan sosial, kemerdekaan yang berkedaulatan rakyat, kemerdekaan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,

kemerdekaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,

kemerdekaan yang berdasarkan persatuan Indonesia;

kemerdekaan yang berdasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

kemerdekaan yang mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia,

Semua   ini   tercantum   dalam   Pembukaan   Undang-Undang   Dasar1945, anak kandung atau saudara kembar daripada Proklamasi 17Agustus 1945.

Kita   harus   memahami   apa   yang   terkandung   didalam   Preambule UUD  1945,   adalah   Jiwa,  falsafah, dasar,   cita-cita,  arah, pedoman,untuk mendirikan dan Menjalankan Negara Indonesia.

Dari uraian Bung Karno dalam pidato nya maka kemerdekaan ber Pancasila   tidak   mengunakan   rumusan   Pancasila   1   Juni   tetapi Rumusan   Pancasila   yang   ada   di   Alenea   ke   IV   Pembukaan   UUD1945 .

Misal nya “ Kemerdekaan Yang Ber Ke Tuhanan Yang MahaEsa bukan Kemerdekaan Yang Ber Ketuhanan ,

Kemerdekaan yangBer Kemanusiaan Yang adil dan beradab bukan kemerdekaan yangberkemanusiaan   ,

Kemerdekaan   yang   Berdasarkan   Persatuan Indonesia bukan Kesatuan yang tertulis di RUU HIP . 

Kemerdekaan yang berdasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,bukan  kemerdekaan yang berkerakyatan  

Kemerdekaan   yang   bertujuanme wujudkan   Keadilan   sosial   bagi   seluruh   rakyat   Indonesia   bukan kemerdekaan mewujudkan keadilan sosial 

Para   elite   dan   Pemerintah   dan   para   pengamandemen   UUD   1945   telah mengkhianati   ajaran   Panca Sila   sebagai   prinsip   berbangsa   dan bernegara .

Marilah   kita   resapi   apa   yang   telah   diuraikan   oleh   para   pelaku   sejarahpembentukan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar bernegara .

Cuplikan   dokumen   Panitya   5.   merumuskan   pengertian-pengertianPancasila yang terdiri dari lima orang:

1. Dr. H. Mohammad Hatta;2. Prof. Mr. H. Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo;3. Mr. Alex Andrias Maramis;4. Prof. Mr. Sunario;

5. Prof. Mr. Abdul Gafar Pringgodigdo.Dibantu oleh 2 orang Sekretaris yakni: Drs. Imam Pratignyo dan Drs.Soerowo Abdulmanap.

Pada   waktu   kami   merancang   Undang-Undang   Dasar   1945,   kami   telahdapat   menyaksikan   akibat-akibat   dari   susunan   negara-negara   Barat(Amerika Serikat, Eropah Barat). Dasar susunan negara-negara itu ialah perseorangan  dan  liberalisme.  Segala  sesuatu  didasarkan  atas  hak  dankepentingan seseorang.Ia   harus   bebas   dalam   memperkembangkan   daya   hidupnya   di   segalalapangan (ekonomi, sosial, budaya, agama dan lain-lain), sehingga meng-akibatkan persaingan maha hebat antara seseorang dengan orang lain,antara   negara   dan   negara   lain,   berdasarkan   egoisme   yang   hanya mengutamakan kepenting-annya, baik perseorangan maupun negara.

Hal   demikian   itu   menimbulkan   sistim   Kapitalisme   di   mana   seseorangmemeras   orang   lain (explotation   de   l’homme   par   l’homme) danImperialisme, di mana suatu negara menguasai dan menjajah negara lain.

Dalam pada itu tidaklah ada landasan moral yang dapat membatasi nafsu bertindak dan berbuat seseorang terhadap orang lain atau suatu bangsaterhadap bangsa lain.

Perang Dunia ke-I (1914-1918) adalah akibat yang nyata dari pandangan hidup Liberalisme, seperti yang diutarakan di atas tadi. 

Sistim tatanegara demikian   itu   yang   mengutamakan   kepentingan   perseorangan   dankebebasan   hidup   tanpa   landasan   moral,   menimbul kan keangkaramurkaan,   membikin   kacau-balaunya   dunia   lahir   dan   bathin,sebagai semangat perseorangan tersebut.

Maka dari itu, tatanegara, tata hukum dan pandangan hidup demikian itu,tidaklah   sesuai   dengan   lembaga   sosial   dari   masyarakat  Indonesia   asli,

sehingga   jelaslah   bahwa   susunan   hukum   negara-negara   Barat,   yang berlandaskan   teori-teori   perseorangan   dari   para   ahli   pemikir   sepertiVoltaire, Jean Jacques Rousseau, Montesquieu dan lain-lain dari Perancis serta John Locke, Hobbes, Thomas Paine dan lain-lain  dari  Inggeris dan Amerika, tidak dapat diambil sebagai contoh yang baik bagi Indonesia.

Demikian pula contoh yang diberikan oleh dasar susunan negara Sovyet-Rusia   tidaklah   cocok   bahkan   bertentangan   dengan   sifat   masyarakat Indonesia yang asli. 

Tata negara Sovyet-Rusia berdasarkan pertentangan kelas, menurut teori yang diajarkan oleh Mark, Engels dan Lenin, yakni teori ”golongan”. Negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan untuk menindas golongan lain, agar hanya suatu golongan saja yang memegang kekuasaan   negara,   yakni   golongan   kaum   buruh (Dictatorship   of   theproletariat). Teori ini timbul sebagai reaksi terhadap negara ”kapitalis” yang dianggap dipakai   sebagai   perkakas   oleh   kaum   ”burjuis”   untuk   menindas   kaum buruh. 

Kaum burjuis itu mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk   menindas   golongan-golongan   lain,   yang   mempunyai   kedudukan yang   lemah.   

Maka   perobahan   negara   Kapitalis   menjadi   negara Sosialis/Komunis menjadi dasar dan tujuan gerakan buruh internasional.

Dalam   mencari   dasar   dan   tujuan   Negara   Indonesia   haruslah   dilihat kenyataan  struktur  sosialnya,  agar  supaya   negara   dapat   berdiri   kokoh-kuat untuk bertumbuh sebagai ruang gerak bagi rakyat dengan ciri khas kepribadiannya.   

Adapun   struktur   masyarakat   Indonesia   yang   asli   tidak lain   ialah   ciptaan   kebudayaan   Indonesia   oleh   rakyatnya   sejak   zaman purbakala sampai sekarang.

Kebudayaan   Indonesia   itu   ialah   perkembangan   aliran   pikiran,   yang bersifat  dan  bercita-cita  persatuan  hidup,  yaitu  persatuan  antara  dunia luar dan dunia bathin. 

Manusia Indonesia dihinggapi oleh persatuan hidup dengan seluruh alam semesta, ciptaan Tuhan Yang Maha-Esa, di mana ia menjadi   makhluk-Nya   pula.   

Semangat   kebathinan,   struktur kerokhaniannya   bersifat   dan   bercita-cita   persatuan   hidup,   persatuan antara   dunia   luar   dan   dunia   bathin,   segala-galanya   ditujukan   kepadakeseimbangan   lahir   dan   bathin   itu,   dia   hidup   dalam   ketenangan   dan ketentraman,   hidup   harmonis   dengan   sesama   manusia   dan   golongan-golongan lain dari masyarakat, karena sebagai seseorang ia tidak terpisahdari orang lain atau dari dunia luar, dari segala golongan makhluk, segala sesuatu   bercampur-baur   dan   bersangkut   paut,   berpengaruh-mem-pengaruhi.Masyarakat   dan   tatanegara   Indonesia   asli,   oleh   karenanya   kompak,bersatu padu, hormat-menghormati, harga-menghargai, dalam kehidupansehari-hari   sebagai   suatu   kolektivitas,   dalam   suasana   persatuan.   

Sifat ketatanegaraan asli itu masih dapat terlihat dalam suasana desa, baik diJawa, maupun di Sumatera dan   kepulauan-kepulauan   lain.   Rakyat  desa hidup dalam persatuan dengan pemimpin-pemimpinnya, antara golongan-golongan rakyat satu sama lain, segala golongan diliputi oleh semangat gotong-royong, semangat kekeluargaan.

Kepala desa atau kepala rakyat berwajib menyelenggarakan keinsyafan keadilan   rakyat   dan   harus   senantiasa   memberi   bentuk   kepada   rasa keadilan   dan   cita-cita   rakyat.   

Oleh   karena   itu,   kepala   rakyat   yang memegang adat, senantiasa   memper-hatikan   segala gerak gerik dalam masyarakatnya dan untuk maksud itu senantiasa bermusyawarah dengan rakyatnya   atau   dengan   kepala-kepala   keluarga   dalam   desanya,   agar supaya   pertalian   bathin   antara   pemimpin   dan   rakyat   seluruhnya senantiasa terpelihara.

Para pejabat negara, menurut pandangan tatanegara asli, ialah pemimpin yang   bersatu-jiwa   dengan   rakyat   dan   para   pejabat   negara   berwajib memegang teguh persatuan dan keseimbangan dalam masyarakatnya.

Jadi   menurut   pandangan   ini   negara   ialah   tidak   untuk   menjamin kepentingan seseorang atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai persatuan.  Negara   ialah   suatu   susunan masyarakat   yang   integral,   segala   golongan,   segala   bagian,   segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan masyarakat yang organis. Yang terpenting dalam negara yang berdasar aliran pikiran integral,   ialah   penghidupan   bangsa   seluruhnya.   Negara   tidak   memihak kepada suatu golongan yang paling kuat, atau yang paling besar, tidak menganggap kepentingan se-seorang sebagai pusat, akan tetapi negara menjamin keselamat-an hidup bangsa seluruhnya sebagai persatuan yangtak dapat dipisah-pisahkan.

Pandangan ini   mengenai  susunan   masyarakat  dan negara berdasar ide persatuan hidup dan pernah diajarkan oleh Spinoza, Adam Müler, Hegeldan lain-lain di dunia barat dalam abad 18 dan 19 yang dikenal sebagai teori integralistik.

Berdasarkan   kepada   ide-ide   yang   dikemukakan   oleh   berbagaianggota dalam kedua sidang paripurna Badan Penyelidik Usaha-usaha   Persiapan   Kemerdekaan   Indonesia   itu   tersusunlahPembukaan   U.U.D.   1945,   di   mana   tertera   lima   azas   KehidupanBangsa Indonesia yang terkenal sebagai Pancasila.

Pembukaan U.U.D. 1945 itu adalah pokok pangkal dari perumusanpasal-pasal   berturut-turut   dalam   16   (enambelas)   Bab,   37   pasal saja   ditambah   dengan   Aturan   Peralihan,   terdiri   dari   4   (empat)pasal   dan   Aturan   Tambahan,   berhubung   dengan   masih berkecamuknya   Perang   Pasi+k   atau   pada   waktu   itu   disebut Perang Asia Timur Raya.Karena   telah   tercapai   mufakat   bahwa   U.U.D.   1945   didasar-kanatas   sistim   kekeluargaan   maka   segala   pasal-pasal   itu diselaraskan   dengan   sistim   itu.   

Negara   Indonesia   bersifat kekeluargaan,   tidak   saja   hidup   kekeluargaan   ke   dalam,   akantetapi juga keluar, sehingga politik luar Negeri Indonesia harus ditujukan   kepada   melaksanakan   ketertiban   dunia   berdasarkankemerdekaan   segala   bangsa,   perdamaian   abadi   dan   keadilansosial bagi segala bangsa.

Jadi jelas amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan oleh Elite politik dan   dijalankan   sampai   sekarang   merupakan   pengkhianatan   terhadap Pancasila , terhadap negara Proklamasi dan terhadap para pendiri bangsa tidak   ada   arti   nya   Bung   Karno   ,Bung   Hatta   sebagai   ProklamatorKemerdekaan   Republik   Indonesia   manakalah   UUD   1945   sudah   digantidengan   UUD   2002   yang   tidak   ada   kaitan   nya   dengan   Proklamasi   danPancasila .

Atas dasar pertemuan Menhan dan ketua MPR ,maka seharus nya sadar bahwa RUU HIP bukan hanya merusak tatanan berbangsa dan bernegara tetapi justru puncak dari pengkhianatan terhadap Ideologi Panca

Sila sejak.diamandemen nya UUD1945.

Oleh sebab itu RUU HIP Merupakan bom waktu yang akan meledakan dan membangkitkan kesadaran.baru terhadap penyelewengan terhadap negara proklamasi 17Agustus 1945..

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar